Cerita Masjid & Wisuda

Kemaren sore sepulang dari mengajar diriku mampir sholat magrib di Masjid kampus Al-Muhtadin Universitas Tanjungpura.

Setelah memarkirkan motor di halaman parkir, aku duduk di teras Masjid sembari memperhatikan hal- hal disekitar, ada banyak yang berubah. “MasyaAllah” kataku dalam hati.

Aku lalu pergi ke tempat wudhu, ku liat banyak yang antri untuk giliran mengambil air wudhu, kuperhatikan orang-orang yang ada di kiri kananku hmm dari gelagat dan style pakaiannya aku dapat menebak bahwasannya mereka adalah mahasiswa kampus ini.

Setelah menunggu kini giliranku mengambil wudhu, setelah wudhu aku bergegas masuk ke ruangan sholat, ku lihat lagi setiap sudut ruangan itu, recall memori; aku teringat bahwasannya dulu ketika kuliah aku sering banget beristirahat di masjid ini, belajar lalu bercengkrama dengan teman-teman dan tempat ini pula lah yang mempertemukanku dengan kelompok halaqoh pertamaku ketika kuliah dulu.

Sungguh terharu bisa sampai di titik ini, mengingat kejadian- kejadian yang telah dilalui membuat timbul banyak rasa syukur atas pencapaian-pencapain hari ini. Atas semua hal yang telah dialami rasanya aku punya banyak kekayaan pengalaman include dengan tantangan yang bisa kulampaui. MasyaAllah aku diingatkan Kembali betapa dulu aku adalah anak yang sangat bersemangat menuntut ilmu, aku pernah menulis laporan praktikum di teras masjid ini, belajar bareng teman untuk persiapan ujian akhir semester dan hal-hal lainnya.  Waktu sore adalah waktu yang paling nyaman untuk nongkrong di masjid ini, karena ada banyak yang berjualan jajanan. Pentol kuah dan pentol bakar adalah jajanan favourite

Terlepas dari banyak memori tadi, ada satu memori yang sangat berkesan mengenai masjid ini dan rasa-rasanya sulit untuk ku lupakan, bahwasannya aku pernah menumpang berganti pakaian mengenakan toga wisudaku di WC masjid ini ; dulu belum ada ruang ganti, sekarang alhamdulillah sudah ada ruang gantinya.

Hari wisudaku adalah hari yang tak terlupakan bagiku, bagaimana tidak yapp karena aku datang TERLAMBAT.

Pagi hari dihari wisudaku, aku sengaja tidak berangkat bareng kedua orangtuaku karena ku yakin jalanan pasti sangat macet, akhirnya kuputuskan berangkat seorang diri dan mengendarai motor. Berbekal heels di jok motor, mengenakan baju kebaya serta dandan tipis-tipis aku melaju menuju auditorium.

Dari kejauhan aku sudah dapat melihat kemacetan deretan mobil parkir di sepanjang bahu jalan disekitar auditorium. Aku lalu membelokkan motorku menuju masjid muhtadin, ku parkirkan motorku dan ku kenakan baju toga dan hells pilihan ibuku, jujur ketika mengenakan heels aku merasa aku bukan maya yang seperti biasanya wkwk..

Hmm aku lalu coba menghubungi satu per satu temanku yang wisuda berbarengan hari itu, namun ga ada satu orangpun yang terhubung, lama menunggu ga ada kabar, akhirnya ku putuskan menuju auditorium dengan berjalan kaki sendirian lewat jalan pintas samping masjid yang bisa tembus ke belakang auditorium.

Aku mulai berjalan, ahh ternyata aku gbsa berjalan cepat seperti biasanya karena sedang mengenakan heels wkwk, duh gawat kataku saat itu, dari kejauhan aku melihat barisan fakultas lain sudah memanjang, duhh aku kesulitan melewati barisan itu. Dan barisan fakultasku berada di paling ujung pojok kanan halaman auditorium, jauh sekali. Wisudawan wisudawati dari fakultas lain memperhatikan langkahku yang seolah-olah anak ayam kehilangan induknya. Aku berusaha untuk cepat sampai di barisan fakultasku.

Aku sampai di barisan yang seharusnya adalah barisan fakultas, tapi ternyata barisanya udah ga ada, teman-temanku udah pada masuk ke auditorium, Omaigod aku lalu berlari sesampai dipintu gerbang masuk auditorium aku ditahan oleh petugas untuk mengecek kertas yang berisi nomor kursi wisudaku, syukur ketemu dan hampir aja aku membuangnya saat digenggaman tanganku.  

Akupun dipersilahkan masuk dengan kondisi acara sudah dimulai dan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka sudah selesai dinyanyikan. Hmm acara terus berlanjut, sementara aku sedang berusaha menenangkan diri sembari menemukan kursi tempat dudukku diantara ribuan wisudawan di auditorium kala itu.

Alhamdulillah aku menemukan kursi dan rombongan fakultasku, wisuda berjalan lancar, dan Abi ku sudah menunggu di luar auditorium, kami lalu berfoto bersama…cekrekkk

Teman-teman organisasiku berdatangan satu persatu mengucapkan selamat dan memberi banyak hadiah, terima kasih semuanya 😊

Lalu aku dan Abi ku pulang secara terpisah, Abi ku pulang duluan dengan membawa kado hadiah-hadiah dari temanku, sementara aku masih menunggu beberapa teman yang hendak menemui kala itu…

Setelah selesai, aku pulang jalan kaki lagi ke masjid  lewat belakang auditorium untuk menjemput motorku, lalu pulang ke rumah…yeay legah “Finally official Maya Safitri., S.Si” kataku saat itu…

Balik ke cerita Masjid, lagi-lagi aku diingatkan betapa dulu aku adalah sosok seorang anak yang cukup berjuang untuk meraih gelar sarjana, dan hari ini lewat tulisan ini aku berefleksi dan berusaha untuk terus menjadi seperti Maya yang dulu. Semoga Allah mudahkan untuk dapat melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi.

Aamiin yarobbal ala’aamiin

Komentar