
Kalo sudah begini, kadang aku hanya ingin tertawa menghibur diriku bahwasannya terkadang memang tidak semua usaha yang dilakukan sebanding dengan hasil yang didapatkan. Dan selalu kuingat “Pengajar Muda bukan superhero”
Setiap hari bergelut dengan berbagai aktifitas untuk sesuatu yang disebut keberlanjutan dan kemandirian daerah. Kesana kemari, keluar masuk kantor dinas Pendidikan, kantor bupati, ke stasiun radio, ke rumah para pemangku kepentingan di desa maupun kabupaten, ke rumah para siswa bahkan ke kebun untuk mengajak anak murid ke sekolah pun pernah ku lakukan. Namun ya kadang usaha tersebut terasa timpang karena hanya diusahakan oleh salah satu pihak saja.
Di kabupaten aku dan
teman-teman PM lainnya selalu menyempatkan waktu menyambangi kantor dinas pendidikan,
memperkenalkan diri, menjalin silaturahmi dan mencoba bekerjasama melakukan
sesuatu untuk pendidikan, sama seperti tujuan dikirimkannya kami disini membantu
perkembangan pendidikan daerah. Namun lagi-lagi pada kenyataannya banyak yang
tidak bisa kami lakukan, mungkin kami masih terlalu muda untuk didengarkan.
Tak apalah PM memang
bukan EO (Event Organizer) yang mengharuskan adanya sebuah program disuatu
daerah. Kami hanya bisa mengajak dan menggerakkan, tapi jika memang dirasa
ajakan kami kurang meyakinkan kami hanya bisa mencari alternatif untuk menyongsong
pergerakan daerah yang kami idamkan.
Aku dan teman-teman PM
beberapa kali mengajukan permintaan untuk bertemu dengan orang nomor satu di
kabupaten untuk menyampaikan dan membahas beberapa rencana yang akan kami
lakukan selama satu tahun penugasan. Namun sudah setengah penugasan bahkan
dapat dikatakan sudah menjelang masa akhir penugasan permintaan tersebut tak
pernah terjawab ibarat surat yang salah alamat. Mungkin kami hanya akan bertemu
secara formal ketika penyambutan dan pelepasan saja.
Di dusun aku pernah mendapati
anak muridku tidak masuk sekolah selama hampir dua minggu. Aku selalu berpesan
kepada anak-anak yang lain untuk mengingatkan temannya tersebut untuk masuk
sekolah
“Bilang yaa..ibu guru
suruh masuk sekolah”
Namun tidak berhasil, akhirnya
aku memutuskan untuk langsung menemui anaknya, kudapati anak tersebut asyik
bermain dan setelah ku tanya orang tuanya
“Saya bawa pergi tidur
di kebun bu guru, apa kasian te ada yang jaga kalau sendirian di rumah”
Aku terdiam namun kucoba untuk berbicara dengan orang tua muridku agar mau mendorong anaknya masuk sekolah. Besoknya kulihat anak tersebut kembali bersekolah, senang sekali rasanya eh tapi beberapa hari kemudian anak tersebut kembali tidak lagi sekolah ☹
Ini bukan keluhan,
namun sebuah tantangan, seberat itukah tantangannya? IYA
Dari banyaknya tantangan itu, kita bisa memilih membantu menyelesaikan tantangan atau diam saja di zona nyaman. Memang tidak semua tantangan bisa kita selesaikan, namun jika tidak mencoba kita tidak akan tau hasilnya. Seperti pepatah “Seribu Langkah didepan dimulai dari satu langkah kecil hari ini”
Beberapa orang mungkin menganggap kami hanya membuang waktu muda kami dengan berangkat ke daerah dan menyayangkan keputusan kami karena telah meninggalkan pekerjaan kami yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Tapi kami tidak menyesal karena kami tau apa yang kami lakukan. Kami ingin berbagi dengan saudara kami didaerah dan ingin sedikit berkontribusi untuk bangsa kami, Indonesia. Ini bukanlah pengorbanan tapi ini sebuah kehormatan yang kami dapatkan untuk mengenal bangsa kami lebih dekat :)
Komentar
Posting Komentar