Bestie Nasya 1

Gambar1. Nasya Natali

Nasya Natali nama anak yang pagi itu menyapaku “Ibu guru” dari kejauhan ia berlari  lalu memegang erat tanganku serta memelukku.“Ibu guru sa mau jadi bestie ibu guru”
Aku tersenyum ketika mendengar kalimat itu yang keluar dari mulut comelnya ketika pertama kali kami bertemu. Lalu ku tersenyum, menyapa sembari bertanya siapa namanya.
Dari percakapan pagi itu diriku tau namanya Nasya, dia anak kelas 2 dan anak seorang pemilik kios besar di dusunku.  

Di hari perkenalan kami, ia memberiku sebuah ikat rambut. Ia malu-malu memberikannya kepadaku “Ini sa punya untuk ibu guru”, saya mengerti maksudnya, ikat rambut tersebut sebagai tanda per-bestiean kami, duh menggemeskan sekali anak ini. 


Gambar 2. Ikat Rambut

Ia bilang jaga betul-betul ikat rambut tersebut, lalu saya tanya darimana dia mendapatkan ikat rambut, ia jawab, ia ambil dari kios mama nya wkwk. Manteup.
Sampai hari ini ketika tulisan ini ku tulis, ikat rambutnya selalu kupakai setiap hari (read : sudah satu bulan di penempatan) 

Nasya anak yang aktif, comel dan sangat senang menggambar apalagi mewarnai, ia selalu merengek kepadaku di kantor guru untuk meminjam cat warna dan meminta kertas kosong untuk menggambar setiap jam istirahat sekolah. 

Pernah suatu hari saya baru pulang dari kabupaten, saya menemui ia sedang bermain Kuskus (Mamalia berkantung endemik Sulawesi) didepan rumah kepala dusun, lalu saya menegurnya dan berteriak dari atas motor “Nasya kenapa tidak ke sekolah?” Ia kaget melihat saya datang, ia lalu balas berteriak “Ibu guru tunggu, sa mau ikut sekolah”

Gambar 3. Kuskus

Saya tiba dirumah, bersih-bersih lalu ke sekolah. Setibanya di sekolah guru kelas 1 dan 2 berhalangan hadir, saya lalu mengajar kedua kelas itu secara rangkap. Dan dari kejauhan dari depan pintu kelas, saya melihat Nasya berlari datang ke sekolah dengan membawa tas sekolah kesayangannya. Oh ternyata ia benaran datang, saya kira ia tidak akan masuk sekolah hari itu.
Setibanya didepan pintu kelas, ia masuk lalu meminta maaf karena terlambat dan ku sambut dengan pertanyaan,
“Kenapa Nasya baru datang sekarang?”
“Sa tunggu bu guru datang”
“Lalu, kalo ibu guru tidak datang, bearti Nasya tidak sekolah hari ini?”
Dia hanya tertawa dan tersipu malu ketika saya tanya begitu…

Hari itu saya mengajar menulis dan membaca, saking semangatnya Nasya cepat sekali selesai menulis tidak sama seperti hari-hari sebelumnya ia sangat sulit untuk diminta menulis dan membaca. Oh ternyata ia ingin segera memberikan gambarnya kepada saya. Dan ia malu memberikannya secara langsung, ia malah meminta salah satu temannya untuk memberikan gambarnya kepada saya.

Lalu saya tanya kepada temannya,
“Ini siapa yang menggambar?
“Itu punya Nasya bu guru” lalu ku buka dan liat gambarnya,
Lalu ku dekati dirinya dan bertanya,
“Benar ini gambarnya Nasya?”  Ia tidak menjawab, ia malu dan menyembunyikan wajahnya dibalik buku.
Oh MasyaAllah bestie…
Lalu ku tanya lagi, “Kapan Nasya menggambarnya?” ia tetap diam dan tersipu malu.

Noted : Gambarnya lupa diriku foto, hiks :(

Dan masih dihari yang sama, sore hari hujan turun lebat. Saya dirumah dan sedang mengobrol bersama Ibu guru Serlis di dapur. Tiba-tiba kami dikagetkan dengan kedatangan Nasya, ia datang dengan pakaian rapi, berkaos kaki dan rambut yang basah. Saya tanya “Kenapa Nasya hujan-hujan datang kesini?”. Ia bilang ia baru saja membeli coklat dari kios sebelah. Lalu saya tanya apa tidak ada jual coklat di kios mama nya, "Tidak ad bu guru" hmmm
Padahal saya tau pasti ad jual coklat di kios mamanya, itu alasannya saja agar ia bisa menemui saya sore itu xoxo

Karena hujan lebat saya menawarkan ia untuk tidak pulang dan tidur saja dirumah bersama ku malam itu, ia tidak mau. Lalu ketika waktu sholat magrib, saya berpesan kepadanya jangan pulang dulu, tunggu ibu guru selesai sholat. Ketika aku berjalan ke arah kamar mandi, ia mengikuti ku dari belakang dan berbisik

“Ibu guru sa sebenarnya lebih suka jadi orang islam”
“Ohya, kenapa Nasya suka jadi orang islam?” tanya ku dengan penuh penasaran
“Hmm karena saya mau seperti Upin Ipin” hmmm

Gambar 4. Foto bersama didepan perpustakaan sekolah

Astaga baru kuingat ia sangat senang dg Upin Ipin, bahkan ketika aku bercerita rumahku berbatasan dengan Malaysia ia lalu mencercaku dengan banyak pertanyaan.

“Ibu guru tau rumah Upin Ipin?”
“Ibu guru pernah ketemu Upin Ipin?”
Bahkan ia bertanya “ 2 singgit” itu berapa rupiah

Mendengar jawabannya yang cukup menggelitik hati, aku tersenyum dan lalu bergegas mengambil air wudhu lalu sholat, ketika aku selesai sholat dan keluar kamar, Nasya sudah pulang kerumahnya, hmmm 

Ohya pernah juga kami seharian berkeliling dusun setelah pulang sekolah, main di kuala, main di ladang, dan aku mengajaknya pulang sebelum waktu sholat ashar. 

"Nasya jam 3 ibu guru harus sholat, kita harus pulang ya"

"Iya ibu guru"

Saya meminta ia pulang kerumahnya, tapi ia ga mau, ia masih mau mengikuti saya sampai dirumahku. Dan lagi lagi ia meminta cat warna dan kertas kosong utk menggambar. Selesai sholat, ku liat dia masih sibuk dg kertas dan cat warna di ruang tamu. Aku mendekatinya dan berbisik 

"Nasya ibu capek, ibu mau istirahat, ibu ke kamar ya"

Ia hanya mengangguk dan meneruskan kesibukannya menggambar. 

Aku terlelap dan ketika aku bangun, ia  sudah pulang dan menyelipkan hasil gambarnya dibalik pintu  kamar dan menuliskan pesan 

"Nasya love ibu Maya" Omoo


Komentar

  1. OMG, punchline yang menggelitik!!! 😍 keren KKa Cantik, mau merasakan pengalaman itu juga aamiin😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alyaaa terima kasih sudah membaca, semangat Alya semoga nanti ad kesempatan ya :) Aamiin

      Hapus

Posting Komentar