BERSEMBUNYI DI BALIK KATA BIJAK

Bismillah, 
Lagi-lagi ini tulisan yang ditulis dalam rangka refleksi. Bulan Ramadhan menjadi moment yang tepat utk refleksi. 
Sudah dari subuh unek-unek dikepala ingin dikeluarkan. Keresahan, kegelisahan alhamdulillah bisa tersalurkan dalam tulisan. 
Selamat membaca teman-teman!
Pelan-pelan ya bacanya hohooo
Baca dengan keadaan sadar dan resapi makna dari setiap kata :)
Lets go!

Pernah dengar kata-kata seperti ini ;
"bahkan yang kuat pun perlu untuk dikuatkan"
Sepertinya familiar yaaa ?

Iya, banyak dari kita (bahkan saya) terlalu naif memang. 
Ntah apa, kenapa dan mengapa ?
Energi habis hanya untuk meyakinkan kepada semua orang bahwa kita kuat. 
Releate dan menertawakan hidup menjadi solusi menghibur diri... 

Berpura-pura, 
Bersembunyi di balik kata-kata bijak yang dikeluarkan (?)
Apa ga capek ? 

Saat kita capek jangan tutupi kecapekan itu. Sampaikan, rawat kewarasan.
Saat kita terluka jangan tutupi luka. Sampaikan, jangan biarkan luka nya selalu menganga.
Saat kita hancur, jangan tutupi kehancuran. Seolah-olah segalanya baik-baik saja.
hmmmmmmmmmm

Mengapa seolah-olah kita tidak mengenal diri sendiri ? 
Terus saja menutupi rasa, emosi yang timbul akibat hal-hal yang dialami.

Sibuk memanipulasi diri sendiri ?
Terdengar konyol!
Sudah, hentikan!

Dunia ini sudah cukup sesak dipenuhi dengan orang-orang yang sibuk memanipulasi diri (terutama di sosial media), ahhhh syudahlaaah!
Menampilkan yang tidak sebenarnya.
Selamat!
Lagi-lagi tidak hanya diri sendiri yang dibohongi bahkan alam semesta pun dibohongi. 

Lalu kenapa ?
Merasa berat ?

Iya  berat memang mengakui kekurangan diri sendiri.
Penerimaan memang sulit.
Menerima keadaan diri saat ini lalu berani jujur pada orang lain.
Semua akan baik-baik saja!

Tidak masalah, dengan keluar dari persembunyian, berani jujur dan mengatakan yang sebenarnya justru kita akan menemukan.
Yapssss, menemukan orang-orang yang menerima kita tanpa ba bi bu. Mendampingi, memeluk dan menjadi orang pertama yang hadir untuk setiap keadaan yang kita rasakan.

Masalah tidak akan selesai dengan kepura-puraan dengan bersembunyi dibalik kata-kata bijak. 
Jika tidak mampu, mintalah bantuan. 

Manusia memang dasarnya makhluk sosial ? 
Saling membutuhkan satu sama yang lain. 

Dari sana kita akan belajar untuk berempati.
Belajar untuk menerima kekurangan orang lain
Bersedia membantu masalah orang lain.
Memahami kekurangan-kekurangan orang lain sampai bersedia memeluk dan mendampinginya untuk bangkit dari dirinya yang hancur. 

Sudah cukup rasanya untuk sibuk memikirkan diri sendiri, merasa hebat, kuat. 
Sudah cukup juga untuk memanipulasi dan berpura-pura bahagia. 
Biarlah dunia tau keadaan kita yang sebenarnya :) 

Pontianak, 18 April 2021
(6 Ramadhan, 1442 H)




Komentar