ADA CERITA DI NEGARA TETANGGA

 

Saya dan Hafid (Volunteer VTIC)
Saya dan Hafid (relawan VTIC) bersama adik-adik setelah pembagian seragam sekolah

Hallo teman-teman kali ini saya akan menulis tentang anak-anak Indonesia yang berada di Serawak, Malaysia.

Pertemuan pertama kami terjadi pada tahun 2015.
Tak terasa sekarang sudah 5 tahun pertemuan itu berlalu.  Terima kasih saya sampaikan kepada segenap keluarga besar Volunteers Teaching Indonesian Children (VTIC) yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu pengisi barisan dari 44 mahasiswa se Indonesia yang diberangkatkan untuk mengabdi mengajar anak-anak buruh migran Indonesia yang berada di Serawak, Malaysia.

Pengalaman selama 1 bulan mengajar, mengajarkan saya banyak hal. Sampai hari ini pun saya selalu mengenang nya, bongkar bongkar file lama di gdrive, melihat foto dan video, berusaha mengingat wajah wajah adik disana, mengingat namanya, mengingat senyum ikhlas cikgu disana dan keramahan masyarakat disana.

Adik-adik disana tumbuh dan berkembang menjadi anak yang optimis belajar, alhamdulillah dan bahkan tahun depan sudah ada yang akan masuk kuliah. Terharuuu :'(
Time fly so fast yaaa, yang secara tidak langsung menyadarkan bahwa saya sudah tidak muda lagi wkwk. Bagaimana tidak, dulu SD sekarang sudah mau jadi mahasiswa ajaaa, hikss 

Adik-adik disana memang tinggal di negara tetangga, akan tetapi mereka tetaplah anak Indonesia. Yang perlu bersama-sama kita perhatikan pendidikannya. Yang memiliki hak yang sama terhadap pendidikan. Karena hak pendidikan milik semua anak, dimana mereka berada bukanlah alasan untuk kita abai akan hak hak mereka

Tahun 2017 saya diberikan kesempatan kembali berkunjung ke Serawak. Tentu senang dan penuh haru, saya merasakan rindu yang teramat luarbiasa dengan adik-adik disana. Pulang ke Serawak berasa pulang ke kampung halaman sendiri. Cikgu, adik adik dan masyarakat disana sudah berasa menjadi keluarga sendiri. Sungguh keramahan dan kebaikan mereka tak dapat saya lupakan hingga hari ini. Sampai hari ini pun kami masih sering bertukar kabar :)
Berharap pandemi segera berakhir dan saya dapat berkunjung ke Serawak kembali, bersilahturahmi bersama adik-adik dan cikgu disana. Aamiin

Adik-adik pada tahun 2017, saat saya berkunjung kembali ke Serawak

 

Ketika kita bicara tentang anak dan pendidikan, berati kita sedang membicarakan hal yang sangat complicated. Membicarakan bagaimana kondisi generasi bangsa kedepannya. Terdengar klise memang, sadar tidak sadar ini tetap menjadi tanggungjawab kita juga tidak hanya tanggungjawab pemerintah atau guru di sekolah saja.

Tak pernah terpikir bahwa saya akan sangat mencintai dunia anak dan pendidikan seperti saat ini. Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru. Saya juga bukanlah seorang lulusan sarjana pendidikan yang paham betul tentang anak dan pendidikan. Tapi melalui pengalaman mengajar di Serawak.     Menyadarkan diri saya, bahwa tidak perlu menjadi guru dulu, tidak perlu menjadi seorang sarjana pendidikan dulu untuk ikut peduli pada pendidikan.

Mereka adik-adik kita yang memiliki hak untuk mendapatkan warisan ilmu terbaik. Sehingga  mereka mampu menjadi sumber daya manusia yang berkualitas bagi bangsa ini kelak.

Saya meyakini ada 2 tujuan utama pendidikan, yaitu :
1. Pembentukan moral dan
2. Pengembangan keahlian atau skill

Moral atau akhlak dapat kita bentuk melalui peran seorang role model yang bisa kita lihat dan ajarkan langsung kepada adik-adik. Sebagai contoh Rasulullah SAW yang menjadi role model bagi umat Islam yang harusnya bisa kita contohkan kepada adik adik, akan tetapi sosok tersebut hanya dapat kita rasakan dan ajarkan melalui kisah-kisah Rasul yang diceritakan. 

Kita tetap perlu role model yang bisa adik adik lihat langsung dari lingkungan sekitarnya, maka dari itu kita lah yang berperan besar membentuk lingkungan yang baik untuk pengembangan karakter adik adik kita. Sudah kah kita menjadi sebaik-baiknya role model, untuk adik-adik kita, untuk anak didik kita ?

Memang benar lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling berpengaruh pada pendidikan. Karena pada dasarnya adik adik tersebut dibesarkan pertama kali pada lingkungan keluargnya masing-masing. Namun dalam kenyataan nya, kita tak dapat memungkiri masih banyak orang tua yang  belum bisa maksimal memperhatikan perkembangan moral anak karena kesibukan bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. 

Oleh karena itu hadirnya kita, kepedulian kita sangat diperlukan untuk tumbuh kembang adik-adik kita. Begitupun dengan pengembangan keahlian atau skill peran kita juga sangat diperlukan :)
Maka dari itu dorongan dari semua pihak untuk generasi penerus bangsa ini adalah tanggung jawab kita bersama.

Sekian tulisan pagi ini,
Lumayan menguras hati dan menambah kerinduan dengan adik adik di Serawak :)



Komentar