KITA BISA PUNYA PLAN A – PLAN Z



“Gagal itu lumrah, berhasil itu bonus. Tapi kita tetap butuh evaluasi diri supaya tidak jatuh saat gagal dan tidak sombong saat berhasil”
Mantap! Itu kalimat pembuka untuk tulisan kali ini ya teman-teman J
Bicara terkait gagal dan berhasil. Saya teringat saat masa orientasi mahasiswa baru (Maba). Saya mendapat materi bertema “Mahasiswa Berprestasi”. Dimana mahasiswa berprestasi didefinisikan sebagai mahasiswa yang mampu balance secara akademik dan non akademik (organisasi) selama berkuliah.

Satu tips yang diajarkan sebagai bentuk keseriusan untuk menjadi mahasiswa berprestasi atau mahasiswa yang berhasil saat itu adalah kita harus memiliki kemampuan memvisualisasikan mimpi-mimpi kita, lalu menuliskan mimpi-mimpi tersebut agar dapat selalu kita ingat dan baca serta tergugah untuk segera mengeksekusi nya.  Saya rasa teman-teman juga pasti sudah pernah mendapatkan materi ini.

Saya meyakini tips ini. Terlepas dari campur tangan Allah SWT. Pastinya tulisan mimpi kita itu akan menjadi pendorong kita untuk terus termotivasi meraih apa yang kita inginkan.  Lalu apakah saya selalu berhasil ? Tidak! Saya juga pernah gagal teman-teman J

Saya meyakini kata-kata dalam tulisan mimpi itu pasti terserap didalam otak bawah sadar kita yang akhirnya membuat kita lebih semangat. Teman-teman boleh mencoba menuliskan mimpi teman-teman dan setelah membacanya pasti akan timbul rasa semangat untuk mewujudkannya dan ceritakanlah mimpi teman-teman kepada orang-orang terdekat yang dapat menjadi reminder saat kita mulai lupa atau malas-malasan J

Kita harus selalu percaya, kalau di dunia ini setiap mimpi bisa kewujud asal ada kegigihan dan support system dari orang-orang tedekat.  Sebab pintar saja tidak cukup, harus gigih dan terus telaten. Sesakit apapun tetap lah berusaha.
Kalau mimpinya belum terwujud ? Kadang Allah suka ganti sama yang lebih baik.  Asal kita percaya!

Selama ini, banyak yang bilang harus ada plan A dan plan B. Tapi menurut saya tidak hanya plan A dan plan B. Kita bisa punya plan A – plan Z. Satu pintu ketutup, pintu lain pasti kebuka. InsyaAllah.
Saya sedikit cerita pengalaman saya saat mengikuti lomba menulis artikel terkait pendidikan di perbatasan. Saya menuliskan kondisi pendidikan di daerah Serawak, sesuai dengan pengalaman saya saat mengabdi menjadi pengajar disana. Sayang sungguh sayang ternyata saya masih harus menghabiskan jatah gagal saat itu, alias belum berhasil menang (Gapapa lah ya pikir saya, namanya  juga kompetisi masih muda juga). Kan katanya masa muda itu masa nya menghabiskan jatah kegagalan) asyeeek!

Lalu saya tidak berputus asa, beberapa selang pengumuman lomba saya melihat berita viral seorang anak SD yang tinggal di perbatasan, dan harus berangkat sekolah melintasi 2 negara (Indo-Malay). Cukup menarik bagi saya, ia masih tetap bersekolah di Indonesia meskipun bertempat tinggal di Malaysia. Nah moment viral nya berita ini, iseng saya jadikan dasar kuat untuk mengirimkan artikel yang saya lombakan tadi ke salah satu koran lokal di kota sebagai bentuk keprihatinan dan ajakan untuk lebih peduli pendidikan anak-anak di perbatasan.

Dan Alhamdulillah artikel nya di muat, full satu halaman khusus pula. Seketika saya bersyukur dan belajar kita memang perlu memiliki banyak plan. Tidak menang di lomba tapi setidaknya sudah terbit di koran dan akan tetap sama tujuannya yaitu bermanfaat bagi banyak orang yang telah membacanya.
Begitulah yang saya maksud kenapa kita harus memiliki plan A – plan Z. Ini hanya beda jalur saja tapi tujuannya tetap sama J

Jangan takut gagal sebelum mencoba ya teman-teman. Jangan takut jatuh sebelum melangkah. Kesuksesan selalu milik kita yang berani mencoba. Di kehidupan ini apa yang tidak mungkin hanya saja seringkali kita belum pernah mencobanya.

Man jadda wa jada! Sekian. Terima kasih! Semoga bermanfaat! Semangat untuk selalu produktif !

Komentar