![]() |
Cisss kacang bunciissss, cekreeek :) |
Di sekolah penempatanku, jumlah siswa dari kelas 1 – 6 ada sebanyak 36 orang. Mengetahui jumlah tersebut ketika pelatihan ; aku kaget, ya gimana tidak angka 36 itu adalah angka yang biasa kutemui dalam satu kelas untuk sekolah yang berada di kota, tapi ini ? 36 untuk satu sekolah..yap mungkin itulah bedanya sekolah di kota dan di desa pikirku saat itu 😊
Aku sangat tidak sabar ingin
melihat 36 wajah anak-anak itu, ku bayangkan wajah murid-muridku sembari
tersenyum memegang selembar kertas yang berisikan informasi awal sekolah dan
daerah penempatan kami (PM XXIII Sigi)
36 adalah angka yang sangat
relatif, sebagian orang bisa mengatakan itu jumlah yang banyak tapi ada juga
beberapa orang yang mengatakan “sedikit sekali” dan aku adalah golongan yang mengatakan
“sedikit sekali”
Setelah bertemu aku berubah, 36
itu bukanlah jumlah yang sedikit lagi bagiku, tapi itu jumlah yang CUKUP ;
cukup membuatku tertawa, tersenyum dan
kadang cukup membuatku kewalahan mengatur mood ketika mengajar, ada aja tingkah
laku muridku yang selalu menguji kesabaran bahkan pernah membuatku menangis.
36 anak ini pasti akan kurindukan
kelak ketika sudah berpisah, dari mereka aku belajar banyak hal. Alih-alih aku
yang datang mengajari mereka tapi merekalah yang mengajari ku banyak hal
disini.
Sesederhana pengalaman ketika
kerja bakti di sekolah, yang biasa kulakukan ketika kerja bakti hanya
menggunakan sapu dan kemoceng. Tapi disini aku terkejut ketika kerja bakti
anak-anak tersebut menggunakan parang, cangkul dan yang membuatku takjub
anak-anak tersebut terlihat sudah sangat lihai dan terbiasa menggunakan
alat-alat “tajam” tersebut. Dimana aku sendiripun belum pernah menggunakan alat
itu sebelumnya.
![]() |
Yefta dengan cangkulnya |
![]() |
Petrik dengan parangnya |
![]() |
Singkong fresh from kebun sekolah |
Melihat aku yang kesusahan, anak-anak
itu berebutan mengambil alih cangkul dan parangku “Ibu guru biar kami jo”
![]() |
Semangats :) |
Dari pengalaman kerja bakti
tersebut aku paham, menjadi seorang Pengajar Muda bukan hanya tentang mengajar
anak-anak di desa penempatan. Tetapi juga pelajaran apa yang bisa kita dapatkan
dari mereka. Tidak melulu tentang pelajaran akademik di sekolah, namun bisa
juga tentang pelajaran hidup yang belum pernah kita temui sebelumnya.
"Terima kasih murid-muridku atas pelajaran hidup mu, kalian luar biasa, bersyukur bisa mengenal kalian, kalian adalah guru-guru kecilku yang memberikan pelajaran-pelajaran besar"
Sayaaang ibu maya 🥹🫶
BalasHapus