Penasaran dengan apa yang diekspektasikan oleh masyarakat desa yang selalu menilai seorang PM adalah orang kota, pintar dan serba bisa dimintaiin bantuan apapun, hmm
Dan hal itu benaran kejadian padaku. Ketika menginap di rumah salah satu guru di desa sebelah penempatanku. Aku sedang duduk diruang tengah menonton TV. Lalu datang seorang pendeta menemui guru tempatku menginap.
Mereka ngobrol diruang tamu, sekilas ku dengar mereka sedang menghitung cash flow keuangan, yang akupun kurang tau itu uang apa dan utk keperluan apa...
Setelah hampir 45 menitan, terdengar suara panggilan
"Ibu Maya, bisa bantu kami...?"
"Iya bu, gimana bu?"
"Ini bagaimana ya bu, kenapa saldonya minus, kemana uangnya?" tanya ibu dg nada penuh penasaran dan khawatir
Ternyata ada satu catatan pengeluaran atau kredit tidak dituliskan pada kolom kredit tetapi dituliskan dikolom saldo, dan penulisannya dibumbui pula dg tanda (-) di kolom saldo, sehingga hal itu membuat bingung si Ibu ketika menghitung saldo akhir, kenapa ada saldo yang (-) 🙈
Kujelaskan letak kesalahannya dimana dan barulah si Ibu paham dan menepuk jidatnya, astaga...
Tanda (-) yang dimaksudkan oleh si Ibu itu adalah tanda untuk keterangan pengeluaran, namun si Ibu lupa, ketika menghitung dia kira itu uangnya minus, padahal sebenarnya bukan, itu hanya tanda yg menerangkan pengeluaran 😂🙈
Huhu legah, syukurnya diriku belajar dasar² akutansi ketika tau akan menjadi bendahara kelompok dua bulan lalu, dan ternyata ilmu itu sangat membantuku hari ini 🙃
"Ibu Maya, guru matematika ya di sekolah? " tanya pendeta
"Dia ini guru semua mata pelajaran pak" belum lagi sempat kumenjawab, ibu guru yg duduk disampingku sudah menjawab terlebih dahulu..
Diriku lalu pamit kembali ke ruang tengah sembari tersenyum dan berucap "Aman sudah"
Keesokan paginya barulah kutau ternyata uang yang dihitung kemaren malam itu adalah uang jemaat gereja yang akan dilaporkan hari ini setelah selesai ibadah oleh si ibu guru yang sekaligus sebagai bendahara gereja :)
Komentar
Posting Komentar