“Ibu guru, budak tu apa artinya?”
“Ibu guru, betuah tu apa artinya?”
“Ibu guru, ringgit itu uangnya Upin Ipin?”
Mengingat kesenangannya dengan
Upin Ipin sengaja ketika pulang dari kabupaten, aku membawakannya uang ringgit
Malaysia. Aku ingin mengenalkan dan memberinya uang ringgit yang selalu ia
tanyakan. Hal ini menjadi salah satu motivasi semangatku untuk kembali ke dusun setelah
hampir 3 minggu berada di kabupaten (read
: membawa anak-anak kelas 5 mengikuti gladi dan pelaksanaan ANBK)
Pagi itu, setelah menyebrang dan
sampai dirumah. Diriku langsung bergegas ke sekolah, tidak sabar rasanya bertemu
dengan anak-anak ; rindu dengan suara riuh dan sebutan “Ibu guru”. Dan ternyata benar, belum juga sampai di sekolah,
anak-anak yang melihat langkahku dari kejauhan sudah berteriak “Ibu guru Maya, ibu guru Maya, ibu guru
datang….”
Huhu kau tau gimana rasanya?
Rasanya senang sekali mendengar teriakan itu, membuatku mempercepat langkah kaki
agar bisa segera sampai di sekolah. Baru juga memasuki lapangan,
anak-anak sudah berhamburan berlari ke arahku lalu menyalamiku, mencium
tanganku dan menyapa “selamat pagi bu
guru” kubalas dengan tersenyum dan menanyakan kabar mereka “Apa kabar kalian, ibu guru rindu sudah,
maafkan ibu guru lama pergi e”
Nasya adalah anak yang pertama berlari
ke arahku dan langsung memelukku. Dan seperti biasa ia langsung bertanya banyak
hal
“Ibu guru lulus sudah
dorang (read : anak kelas 5 yang mengikuti ANBK) belajar computer?”
“Ibu guru saya juga mau belajar computer?”
“Ibu guru boleh pinjam laptopnya bu guru?”
“Ibu guru sa juga mau pergi Palu belajar computer kek dorang bu guru”
“Ibu guru mau ba ajar saya belajar computer?”
Nasya sangat bersemangat untuk belajar
computer, lalu ku iyakan permintaannya untuk belajar computer di sore hari. Setelah
mengiyakan permintaannya diriku lalu berbisik “Ibu guru punya uang ringgit Upin Ipin untuk Nasya” Matanya
langsung terbelalak penuh dengan rasa penasaran, pelan-pelan aku keluarkan selembar
ringgit dari dalam tas kecil berwarna cokelat kesayanganku, lalu kuberikan
kepadanya dan menjelaskan fungsi dari uang tersebut, ia sangat senang sekali “terima kasih bu guru”
Belum juga sore, Nasya sudah
berada dirumahku, ia terus menagih janjiku untuk mengajarkannya computer.
“Ibu guru ayo.., ibu guru sudah
janji toh ba ajar saya computer”
“Sebentar Nasya, ibu guru
istirahat dulu ya, bu guru ba sholat dulu, Nasya pulang dulu jam 4 kita belajar
computer di sekolah ya”
Ia lalu pulang kerumahnya. Belum lagi
jam 4, jam 3 dia sudah datang lagi dirumah, ia sudah sangat tidak sabar belajar
computer.
Sesuai janji jam 4 saya
mengajarkannya mengetik di computer di sekolah. Saya meminta ia mengetik ulang
kalimat yang ada didalam buku, jari jari kecilnya mulai menyetuh keyboard
mengetik satu per satu huruf hingga menjadi sebuah kalimat.
Ia sudah mengenal huruf dan sudah
pandai membaca, lalu ku diktekan bacaan dari buku dengan menyebutkan hurufnya
satu persatu. Sesekali aku memuji kepiawaian jari jemari dan ketangkasannya
dalam mengetik. Ia terlihat senang sekali, selesai mengetik ia meminta aku
memotonya dan ia meminta aku merekam video“Nasya mau ba bilang apa dalam video?”
“Ibu guru rekam saja sudah…”
Ia tidak mau memberitauku apa
yang akan ia katakan didalam video, dan oh ternyata anak itu so sweet sekali. Ia memperkenalkan diri,
bercerita pengalamannya belajar computer dan yang terakhir yang membuatku
sangat speechless adalah ia berdoa
untuk kesembuhan pak guru Adi (Pengajar Muda sebelumku). Yang sebelumnya sudah
kusampaikan bahwa Pak guru Adi sedang sakit, video manisnya dapat teman-teman
lihat di link berikut ini
Dari pengalaman ini diriku
belajar banyak hal :
1. Anak-anak
selalu tulus berteman.
2. Anak-anak
selalu ingat dengan apa yang kita katakan (read; janjikan).
3. Anak-anak
memiliki rasa ingin tau yang tidak ada batasnya.
Komentar
Posting Komentar