Tulisan ini ingin saya dedikasikan untuk teman-teman yang
sedang menempuh jenjang pendidikan kampus (read; mahasiswa). Untuk lulus dari
universitas kita perlu melalui beberapa tahapan, di antaranya:
-
UTS & UAS setiap semester,
- Praktikum dengan laporannya yang
membuat jari keriting dan begadang
setiap malam,
-
Kerja Praktik (KP)/ Kuliah Kerja
Nyata (KKN)
-
dan yang paling menantang adalah Skripsi/Tugas
Akhir (TA) beserta sidangnya, lalu wisuda. Yeay finish!
Perjalanan tahapan-tahapan tersebut bukanlah hal yang
mudah untuk dilalui, saya yakin tahapan- tahapan tersebut hanya mampu dilewati
bagi mahasiswa yang berani keluar dari zona nyaman nya. Tahapan itu tentu
terasa berat bagi mereka yang mudah menyerah, malas bergerak dan tidak mau
mengubah keadaan.
“Skripsi”. Sebuah kata yang jika kita sebutkan kepada
mahasiswa tingkat akhir, kita akan mendapatkan respon yang beraneka ragam. Ada
yang B-saja, ada yang senang, ada juga yang kesal dan tidak ingin kata tersebut
terdengar kembali oleh telinga mereka.
Kalau saya termasuk tipe yang B- saja, sebab menurut saya
itu hanya bagaimana kita mau mengartikan dan mengimplementasikannya, atau
sederhananya bagaimana kita mau mensugestikan dan membangun mindset dengan hal itu. Tidak
disangka saya dapat menyelesaikan skripsi saya, untuk jurusan yang kata
orang-orang adalah jurusan yang sulit. Saya menyelesaikan skripsi lengkap
dengan suka dan duka. Maka dari itu, saya berniat membagikan bagaimana cara
saya berdamai dengan skripsi dan menyelesaikannya.
Perlu
adanya motivasi dalam mengerjakan skripsi. Jadikan orangtua sebagai motivasi. Terutama
bagi saya yang memilih tidak untuk menjadi mahasiswa yang biasa saja tapi saya
menjadikan diri saya sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi. Singkat cerita
semangat berorganisasi saya mungkin bisa dikatakan di luar batas wajar. Saya mengemban
amanah 3 periode kepemimpinan di BEM FMIPA Untan. 1 periode sebagai rekan kerja,
2 periode menjabat sebagai menteri. Hal ini menjadi tantangan bagi diri saya
sendiri dalam menyelesaikan amanah kuliah (read; skripsi) menyebabkan perlunya
ada penundaan kelulusan. Dan betul ternyata saya memerlukan 10 semester untuk
menuntaskan semua amanah ini (Alhamdulillah).
Kita perlu membuat strategi planning untuk
menyelesaikan skripsi. Anggap saja
skripsi merupakan project besar kita. Saya yakin pasti teman-teman semua pernah
terlibat dalam organisasi atau kepanitiaan. Tentunya untuk menjalankan program
kerja kita akan memikirkan temanya, merencanakan strategi suksesnya serta membuat timeline pelaksanaannya.
Begitu juga skripsi, kita wajib memiliki tema yang ingin kita jadikan topik penelitian,
lalu kita harus membuat perencanaan strategi menyelesaikannya, rencananya tidak
hanya satu harus punya rencana cadangan, dan yang terakhir timeline
pembuatannya harus jelas dan tegas. Ketika rencana A gagal, kita lanjut ke
rencana B sampe rencana Z, jangan mati gaya atau kehabisan ide untuk memecahkan masalah ini.
Pembuatan strategi
planning ini sangat penting, agar segala sesuatu nya berjalan sesuai tujuan
akhirnya. Ada beberapa hal yang harus kita ketahui, seperti kapan rencana
wisuda, kapan batas akhir pendaftaran wisuda, sampai hal yang lebih detail
kapan mau selesai penulisan per babnya.
Strategi planning
bisa kita buat dengan cara membuat timeline. Pertama kita bikin target kapan
waktu wisuda setelah itu mundur sampai rencana besok akan melakukan progres apa
untuk skripsi?
Pertanyaan tersebut
harus muncul dalam keseharian kita. Ada motto yang saya dewakan selama
pengerjaan skripsi, bunyinya begini “Setiap hari harus ada progres, walaupun satu kata”. Saya termasuk orang yang keras
terhadap diri sendiri. Saya selalu memaksakan diri untuk menulis walaupun satu paragraf
sebelum tidur sewaktu mengerjakan skripsi.
Ketika saya penat
dalam menulis skripsi, saya akan alihkan untuk mengurus hal-hal administratif
seperti syarat-syarat sidang & wisuda dan lain-lain agar ketika waktunya sidang
& wisuda sudah siap semua, tidak panik dan tidak terburu-buru.
Tips Teknis
Kita semua sepakat bahwa
lingkungan akan membentuk siapa diri kita, kebiasaan-kebiasaan yang kita
lakukan biasanya muncul karena lingkungan kita yang mendorong untuk melakukan
hal itu. Kita perlu lingkungan yang mendukung untuk bisa
menyelesaikan skripsi. Jadi, cobalah untuk find your best partner and place. Cobalah untuk
melihat kembali ke diri sendiri, sebetulnya kita lebih senang belajar di tempat
tenang atau ditengah keramaian, sebenarnya apakah kita senang mengerjakan
sendiri atau bersama dengan teman, atau pertanyaan yang lebih sederhana,
sebetulnya kita bisa fokus mengerjakan skripsi dalam kondisi apa. Banyak
opsi yang dapat kita pilih, bisa di perpustakaan, cafe, rumah teman, kos teman atau
mungkin di kamar sendiri.
Tips selanjutnya, yaitu keep contact with your lecturer and never be far from campus life. Jangan pernah
menjauh! Dosen kita bukan lah hantu, dosen kita bukanlah makhluk yang akan
memakan manusia, dosen kita tidak akan menjatuhkan kita ketika kita bisa.
Tempatkan beliau sebagai orang yang kita hormati, muliakan beliau & carilah
ridhonya agar kita dapat dilancarkan dalam pengerjaan skripsi. Sudah jelas dari
segi pengalaman beliau lebih banyak jam terbangnya dibanding kita, dari segi pemahaman
materi dosen kita tentu jauh lebih paham dibanding kita. Jadi stop untuk
membuat jarak dengannya! (Sering-seringlah berkonsultasi)
Selain itu, jangan
pernah mencoba untuk menjauh dari lingkungan kampus, semakin lama kita tidak
berkunjung ke kampus semakin awkward kita untuk berkunjung lagi, semakin malas untuk
beraktivitas di kampus semakin sulit pula kita memulai untuk mencari nyamannya
kembali. Apa lagi kalau ditinggal teman seangkatan yang sudah pada lulus
duluan. Saya menyarankan untuk teman-teman bisa menjaga keduanya, sebab dua hal
ini yang banyak menyebabkan orang-orang sulit untuk memulai kembali setelah
terlalu jauh dari kegiatan akademik.
Selanjutnya ini
merupakan tips terakhir yang bisa saya bagikan, tips yang sederhana tapi cukup
berdampak menurut saya. Tipsnya adalah when you felt tired and bored,
don’t force your body. Just take a break then do something fun. And when you got a progress, give yourself an award. Jenuh dan bosan adalah hal yang wajar ketika kita melakukan
sebuah rutinitas yang cukup menguras tenaga, khususnya dalam pengerjaan skripsi
banyak dari kita yang kurang mengapresiasi diri kita sendiri. Saat kita merasa
capek, cukupkan segala kegiatan skripsi, tarik nafas sejenak dan lakukan
kegiatan yang membuatmu senang dan kembali semangat.
Percaya lah semua
orang yang berkuliah wajib melalui tahap ini, kakak tingkat kita yang sudah
lebih dahulu, tentunya mereka sudah melewatinya juga. Sekarang adalah waktunya kita
untuk melakukan yang sama. Skripsi memang membosankan dan terkadang membuat
kita kesal, menangis, marah dan bengong sendiri tapi yakin lah ada rasa yang
sebelumnya tidak pernah kita rasakan akan segera kita rasakan. Senang, puas,
dan legah mungkin itu 3 dari 1000 ekspresi yang akan kita rasakan setelah fase
ini terlewati.
Jangan takut untuk
memulai! Jika saat ini kita masuk kedalam fase “malas”, segera lah keluar!
Musuh atau hambatan untuk mengerjakannya itu adalah diri kita
sendiri. Jika kita yakin skripsi ini mudah dan mengasyikkan, maka akan terjadi
demikian. Jika kita berpikiran sebaliknya, maka kesulitan dan kemalasan yang
akan kita dapatkan.
SEKIAN
Komentar
Posting Komentar