Hallo teman-teman, kali ini saya
ingin berbagi sedikit ilmu setelah membaca beberapa buku parenting dan mengikuti
beberapa kelas parenting serta setelah berguru dengan teman-teman psikolog
heheee
Penting!!!
Untuk kita ketahui ilmu
ini sebelum memiliki anak oleh sebab itu saya share, semoga ada manfaatnya!
Amiin.
Pola asuh itu besar pengaruhnya
dan itu nyata. Terkadang orang dewasa bilang “Ah anak kecil, mereka Cuma tau
main dan main” Hemmm jangan salah. Anak kecil memiliki rekaman memori terbaik
dan rekaman itu memengaruhi kehidupan ketika dewasa.
Dua tahun saya menjadi guru
meskipun guru les/bimbel saya sering mengamati perbedaan anak yang periang,
murung, penuh emosi, kreatif dan setelah saya analisa ternyata faktor yang
mempengaruhi adalah pola asuh orangtua. Justru itu jangan heran jika ta’arufan
kadang ditanya sampai sedetail cara pola asuh anak bukan hanya visi misi
pernikahan hehehee….
Anak yang dibesarkan dalam emosi.
Ia pun menyimpan emosi dalam alam bawah sadarnya. Ketika ia dewasa dan punya
power untuk mengutarakan emosinya maka ia akan meledakkan bom waktu yang selama
ini dia simpan. Makanya ada dalam psikologi yang dinamankan “INNER CHILD”
Inner Child sendiri berasal dari
pengalaman masa kecil. Anak yang dibesarkan dengan kekerasan kemungkinan akan
melakukan kekerasan pula.
Sebab menurut Sigmund Freud pakar
psikologi menyatakan kalau setiap memori alam bawah sadar anak merekam setiap
kejadian yang dialami. Jika kekerasan telah
menempel dialam bawah sadarnya, maka hal itu yang akan memengaruhi
kehidupannya. Anak-anak merupakan seorang
peniru ulung dan perekam memori terbaik. Jadi memori masa kecil itu berharga
sekali dalam kehidupannya.
Sedikit tentang teori alam bawah
sadar Freud yang saya ketahui. Alam bawah sadar manusia itu seperti gunung es. Alam
sadar adalah sedikit yang muncul dipermukaan, sedangkan alam bawah sadar itu
besar sekali dan tampak dipermukaan. Yang sering mempengaruhi kita adalah alam
bawah sadar.
Anak-anak itu rentan dan memiliki
pengaruh besar untuk tumbuh kembangnya dan pengaruh pada kehidupan dewasanya.
Maka ayooo kita isi jiwa anak-anak dengan hal menyenangkan dan value-value terbaik
yang pernah ada.
Pernah dengar pepatah “Buah jatuh
dari pohonnya?” pepatah itu bisa juga diterjemahkan dengan anak selalui
mengikuti kebiasaan yang dicontohkan oleh orangtuanya. Maka tak heran kebiasaan
orangtua dicontoh anaknya. Lalulah muncullah pernyataan
“Ah di mah sama kayak bapaknya
atau ah di amah sama kayak ibunya”
Pola asuh sangat menentukan anak
akan jadi apa di masa depannya. Sebab dunia yang pertama kali dikenal anak
adalah keluarganya. Jangan menganggap anak kertas kosong seperti teori Tabularasa.
Justru setiap anak memiliki sisi
kognitif yang luar biasa. Jika pengalaman masa kecil mereka bahagia, maka
memori itu terkenang sampai ia dewasa. Begitupun sebaliknya, jika pengalaman
masa kecil kurang bahagia maka ia akan mengenang rasa sakit saat dewasa.
Alam sadar manusia 10%. Alam bawah
sadar manusia 90%. Setiap memori terekam dalam alam bawah sadar, itu yang
penting memengaruhi. Maka ketika anak dibesarkan dengan penuh emosi, jangan
heran kalau ketika dewasa ia juga menjadi pribadi penuh emosi.
Sekian, Terima kasih !
Mantap kak may, tulisannya sangat menginspirasi. Jangan pernah berhenti berkarya dan menulis kaaakkk
BalasHapus